Selasa, 10 April 2018

REAKSI-REAKSI SPESIFIK PROTEIN

REAKSI-REAKSI SPESIFIK PROTEIN



Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik).

Seperti halnya senyawa-senyawa lainnya, asam amino dan protein juga dapat mengalami reaksi-reaksi spesifik. Reaksi- reaksi spesifik pada asam amino dan protein pun ada beberapa macam antara lain reaksi dengan pereaksi millon, ninhidrin, nitroprussida, sistin, sistein.

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dilakukanlah percobaan mengenai reaksi-reaksi spesifik asam amino dan protein.
Kata protein berasal dari kata protos atau proteous yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu berperan dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh. Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi,1994).

Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat (Poedjiadi, 1994).

Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina miliki



monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA (Anonim, 2011).

Protein sebagai salah satu komponen penyusun bahan pangan mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan mutu produk pangan. Protein mampu berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga berpengaruh pada aplikasi proses, mutu dan penerimaan produk. Sifat-sifat inilah yang disebut dengan sifat fungsional protein, seperti: water binding, kelarutan, viskositas, pembentukan gel, flavor binding dan aktivitas permukaan. Dengan demikian, protein dari berbagai sumber dapat dikembangkan menjadi produk yang mempunyai sifat-sifat fungsional yang tinggi, menjadi: emulsifier, flavor enhancer, texturizer, stabilizer dan pembentuk gel (Anonim, 2011).

Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dasar yang saling berkaitan satu sama lain. Ternyata ada 24 jenis rantai cabang R yang berbeda ukuran, bentuk, muatan, dan reaktivitasnya. Rantai cabang R dapat berupa atom H pada glisin, metil pada alanin, atau berupa gugus lainnya, baik gugus alifatik, hidroksil, maupun aromatik (Anonim, 2011).

Molekul protein sendiri merupakan rantai panjang yang tersusun oleh matarantai asam-asam amino. Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah satunya terletak pada atom C tepat sebelah gugus karboksil (atau atom C alfa). Asam-asam amino yang berbeda-beda (ada 20 jenis asam amino dalam protein alamiah) bersambung melalui ikatan peptida yaitu ikatan antara gugus karboksil suatu asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang di sampingnya (Sudarmadji, dkk., 1996).



Fungsi suatu protein selain sebagai bahan makanan tergantung sepenuhnya pada strukutur tiga dimensionalnya. Pada suatu protein dapat ditambahkan beberapa zat yang dapat merubah struktur sekunder, tersier, dan kuartener dari protein tersaebut. Sebagai contoh: konsentrasi ion yang tinggi dapat mematahkan ikatan S-S diantara cystein. Meskipun zat ini tidak berubah untuk memecahkan ikatan peptida, sehingga struktur primernya tidak berpengaruh, tetapi perlakuan ini dapat merusak sifat protein yang menyebabkan protein tersebut tidak berfungsi semestinya. Protein tersebut mengalami proses denaturasi. Sebagai contoh apabila lisozim di denaturasikan maka protein tersebut tidak dapat lagi merubah polisakarida seperti biasa. Denaturasi suatu enzim menyebabkan enzim itu tidak dapat berfungsi lagi (Winarno, 1991).

Denaturasi antibodi menyebabkan zat-zat tersebut tidak dapat mengenal dan bereaksi dengan antigen. Jika fungsi protein tergantung pada konfirmasinya, maka lazim pula dikatakan bahwa konfirmasi protein tergantung pada struktur primernya. Dengan kata lain pada urutan tepat didalam protein tersebut. Jika diambil zat lisozim yang telah di denaturasi dan mengembalikan kondisi pH, kadar garam dan sebagainya dalam kondisi normal, maka lisozim tersebut mendapatkan kembali strukutur sekunder dan tersiernya yang khas. Ini dapat dilihat dari kembalinya sifat katalitik. Begitu juga dengan antibodi, yang dapat didenaturasi secara reversibel, dikembalikan dalam keadaan normal, maka antibodi tersebut memperoleh kembali kemampuannya untuk mengikat antigen (Winarno, 1991).

Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan



uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein (Pine, 1988).

Reaksi sakaguci dilakukan dengan menggunakan pereaksi nafol dan natrium hipobromit. Pada dasarnya reaksi ini dapat memberi hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi, arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah (Lehninger, 1990).

Asam amino sendiri tidak berwarna dan tidak dapat dideteksi secara visual pada kromatografi atau cara analisis lainnya. Dengan mengubahnya menjadi senyawa yang berwarna, kita dapat melihatnya. Reaksi warna yang penting dari asam amino adalah reaksinya dengan ninhydrin karena intensitas warna yang terbentuk pada reaksi ninhydrin ini sebanding dengan konsentrasi asam aminonya maka reaksi ini dapat dipakai untuk analisa kuantitatif. Contohnya: reaksi ninhydrin ini dipakai pada alat analisa otomatik asam amino, suatu alat untuk memisahkan asam amino dengan memakai kolom penukar ion dan ditentukan konsentrasi relatifnya (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino (Anonim, 2011).

Adapun sifat-sifat dari protein yang membedakannya dari senyawa makromolekul lainnya yakni (Anonim, 2011) :

1.   Bila dibakar berbau rambut terbakar.



2.      Diendapkan oleh garam-garam logam berat, misalnya air raksa, timah putih dan timah hitam. Hal ini terjadi bila pHnya lebih alkali, dimana logam berat tersebut terikat pada gugus karboksilnya membentuk proteinat logam berat. Reaksi protein dengan logam berat ini dipakai sebagai dasar pertolongan pertama pada keracunan logam berat dengan cara melakukan pemberian protein susu atau telur mentah kepada korban yang belum lama meminum racun tersebut.

3.      Asam-asam tertentu dapat mengendapkan protein oleh karena protein mengandung gugus –NH2. Asam-asam semacam ini seringkali dinamakan sebagai reagensia alkaloid, misalnya asam trikloroasetat, asam fosfotungstat, asam fosfomolibdat, asam perklorat, asam sulfosalisilat.

4.      Protein terutama asam amino yang kandungannya menghasilkan beberapa reaksi warna, diantaranya:

a.       Reaksi Xantoprotein yang berdasarkan reaksi nitrasi benzena asam amino aromatik seperti fenilalanin, tirosin, triptofan.

b.      Reaksi Millon berdasarkan inti fenol bereaksi dengan reagensia Millon, seperti asam amino tirosin, memberikan warna merah.

c.       Reaksi Sakaguchi berdasarkan adanya gugus guanidin dengan reagensia Sakaguchi, seperti asam amino arginin, memberikan warna merah.

d.      Reaksi Biuret berdasarkan adanya dua atau lebih ikatan peptida dengan reagensia Biuret memberikan warna lembayung. Berarti semua protein menghasilkan warna lembayung.








permasalahan:
1. bagaimana proses pembentukan protein menjadi asam amino?
2. bagaimana reaksi HCl Dalam lambung dengan protein saat proses pencernaan?
3. bagaimana peranan ptotein dalam tubuh mahluk hidup?

3 komentar:

  1. Jawaban permaslahan no.3 :

    Sumber energi: Protein adalah sumber energi seperti karbohidrat dan lemak. Bobot yang sama karbohidrat dan protein yang memberikan jumlah energi yang sama (kalori). Ketika kita makan makanan yang kaya protein, mereka dipecah menjadi asam amino penyusunnya oleh enzim.
    Tubuh kita tidak mampu menyimpan protein dalam bentuk yang sama. Asupan tambahan akan menghasilkan mengubah protein menjadi lemak (untuk penyimpanan) atau energi (untuk konsumsi).

    Ini kemudian digunakan oleh sel hidup sebagai bahan bakar untuk membangun otot-otot baru, tulang rawan, dan memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan atau sel.

    Dukungan struktural untuk Sel Hidup: Salah satu fungsi yang paling penting dari protein adalah untuk memberikan identitas struktural untuk organisme hidup. Protein berserat yang disebut kolagen, memberikan kekuatan, ketegasan, dan struktur sel-sel tubuh dan jaringan, menahan mereka bersama-sama di tempat. Tanpa kehadiran mereka, sel-sel tidak akan mampu untuk terus bersama, dan jaringan dan organ akan runtuh.

    Transporter: Menurut model mosaik cair membran sel kita terdiri dari protein dan lipid. Protein globular dan protein yang transmembran membantu dalam mengatur aliran ion dan molekul kecil seperti ion natrium dan molekul glukosa melalui sel. Pengangkutan molekul tersebut terjadi melalui proses difusi.

    Katalis biokimia: Enzim adalah protein di alam. Mereka membantu mengkatalisis (meningkatkan laju reaksi) berbagai proses biokimia penting seperti glikolisis.

    Hormon: Hormon adalah protein yang berfungsi sebagai pembawa pesan kimia. Ketika disekresikan mereka bertindak pada sel target mereka, jaringan, dan organ. Mereka mengikat reseptor hadir spesifik pada permukaan target. Setelah terpasang, mereka menyebabkan aliran respon sinyal.

    Prajurit Sistem kekebalan: Sistem kekebalan tubuh membantu dalam mempertahankan tubuh terhadap mikroba penyebab penyakit, kontaminan, dan benda asing lainnya. Kebanyakan respon imun yang dilakukan oleh entitas protein. Sebagai contoh, antibodi diproduksi oleh sel B dari sistem kekebalan tubuh yang sangat spesifik untuk antigen tertentu (benda asing seperti bakteri dll). Antibodi ini membantu dalam memberantas dan menetralkan patogen berbahaya. Juga, sistem komplemen dari sistem kekebalan tubuh kita memiliki sejumlah molekul protein kecil. Protein ini seperti C3, C9, dll, bisa diaktifkan secara bertahap menciptakan pori-pori di membran sel target (bakteri, virus, dll). Hal ini menyebabkan membran pecah dan akhirnya lisis sel. Dalam kasus cedera, fibrinogen, suatu protein dalam plasma darah, membentuk fibrin. Fibrin, secara harfiah, segel dari luka dan tidak mengizinkan masuknya setiap infeksi asing.

    Buffering Action: Kita tahu darah yang bertindak sebagai media transportasi dalam tubuh manusia dan hewan. Ini memasok nutrisi penting, hormon, antibodi, dll, untuk berbagai organ tubuh. Namun, ia mempertahankan lingkungan pH stabil untuk menjalankan fungsinya dengan baik. PH ini dikelola oleh sistem penyangga protein bersama dengan bikarbonat dan sistem penyangga fosfat. Protein memiliki gugus amino dan gugus karboksil membuat mereka mampu menyumbangkan dan menerima ion hidrogen. Oleh karena itu, ketika darah kita menjadi terlalu asam atau basa, mereka menerima atau menyumbangkan ion H +. Hal ini memastikan pH netral 7,4 dalam darah.

    BalasHapus
  2. saya akan menjawab no 1
    SINTESIS PROTEIN
    Ada dua tahap dalam sintesis protein yaitu Transkripsi dimana kode genetik dalam DNA disalin dan menghasilkan satu rantai molekul RNA. Kemudian, Translasi dimana sintesis polipeptida diurutkan secara spesifik berdasarkan rantai RNA yang dibuat pada tahap pertama.

    Transkripsi
    Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu :

    Inisiasi (Permulaan)
    Inisiasi dimulai dari promoter. Promoter yaitu daerah DNA tempat melekatnya RNA polimerase. Suatu promoter mencakup titik awal (start point) transkripsi yaitu adanya nukleotida yang menunjukkan dimulainya sintesis protein (kodon start). Promoter berfungsi untuk menentukan satu rantai DNA yang digunakan sebagai cetakan.

    Elongasi (Pemanjangan)
    Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, pilinan ganda DNA terbuka secara berurutan. Enzim RNA polimerase menambahkan nukleotida dari molekul RNA yang sedang tumbuh di sepanjang rantai DNA. Setelah sintesis RNA selesai, rantai DNA terbentuk kembali dan molekul RNA baru terlepas dari cetakannya.


    Terminasi (Pengakhiran)
    Proses transkripsi akan berhenti setelah sampai pada terminator. Terminator adalah urutan DNA yang berfungsi menghentikan transkripsi (kodon terminasi).


    Translasi
    Dalam translasi, terjadi pelekatan antara tRNA dengan asam amino. Tiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh enzim aminoasil-tRNA sintase. Ada 3 tahap dalam translasi sebagai berikut :

    Inisiasi
    Ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator. Ribosom melekat pada salah satu ujung mRNA. Di dekat pelekatan tersebut terdapat kodon start AUG (metionin) yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi.

    Elongasi
    Selanjutnya terbentuk asam amino – asam amino yang berikatan dengan metionin. Molekul rRNA dari ribosom besar berfungsi sebagai enzim. Enzim itu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida ke asam amino yang dibawa t RNA. Setelah itu tRNA keluar dari ribosom.

    Terminasi
    Elongasi akan berhenti setelah ribosom mencapai kodon stop. Kodon stop bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Selanjutnya, polipeptida yang terbentuk lepas dari ribosom.

    SINTESIS ASAM AMINO
    Sintesis protein di dalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan melibatkan DNA, RNA dan ribosom. Suatu ikatan molekul peptida terbentuk apabila gugus amino dari satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Secara berurutan, apabila dua asam amino bergabung, maka akan terbentuk molekul dipeptida, bila tiga asam amino berikatan, maka akan terbentuk molekul tripeptida, dan seterusnya. Dengan demikian, apabila terjadi penggabungan asam amino dalam jumlah besar, maka akan terbentuk molekul yang disebut sebagai polipeptida.

    BalasHapus
  3. disini saya akan menjawab permasalahan no.2
    Asam klorida men-denaturasi protein dalam makanan, yang berarti bahwa itu memecah ikatan yang memungkinkan molekul untuk memegang bentuk mereka. Ini terlihat dari ikatan peptida yang menyatukan unit asam amino yang membentuk molekul protein. Pada saat yang sama, HCl mengaktifkan enzim yang penting, yakni pepsinogen, dengan mengubahnya menjadi pepsin. Pepsin kemudian memecah ikatan peptida dalam protein, membebaskan asam amino dan memungkinkan mereka untuk diserap oleh tubuh.
    Selain membantu memecah makanan, HCl juga bertindak sebagai semacam mekanisme keamanan untuk membantu melindungi tubuh terhadap bakteri berbahaya yang mungkin telah tertelan dengan makanan atau air. PH yang biasanya antara 1 dan 2, yang sangat kuat. Lingkungan sangat asam sangat mematikan bagi sebagian besar bakteri berbahaya dan mikroorganisme lainnya, membantu untuk menghapus sebagian besar penyusup sebelum sistem kekebalan tubuh harus terlibat. Meskipun bukan pertahanan yang sempurna, akan membantu mengurangi beban kerja pada pertahanan kemudian dari tubuh.

    Setelah asam lambung telah melakukan tugasnya memecah protein dalam makanan, bahan yang dihasilkan seterusnya dikirim. Cairan pencernaan lainnya disekresikan dari pankreas dan hati ke dalam usus, di mana mereka memecah karbohidrat dan lemak. Usus halus dan usus besar mengambil materi ini dan menyerap semua nutrisi penting yang mereka dapat dari itu. Kemudian, setelah diproses, sisanya dilewatkan keluar dari tubuh sebagai limbah.

    BalasHapus

STRUKTUR PROTEIN

Baiklah di postingan saya ini kita akan membahas tentang struktur protein, tetapi sebelumnya kita akan mengulas kembali secara singkat te...